BATASAN PARAGRAF
• Satuan bentuk bahasa yang biasanya merupakan hasil
penggabungan beberapa kalimat (Finoza,2005:165)
• Bagian karangan yang terdiri atas kalimat-kalimat yang
berhubung-hubunan secara utuh dan padu serta merupakan satu kesatuan pikiran (Soedjito,1994:3)
SYARAT PARAGRAF
• Kesatuan bentuk/ kohesi
• Kesatuan makna/ Kepaduan/Koherensi
Struktur paragraf
Paragraf diawali dengan sebuah
kalimat yg disebut KALIMAT TOPIK.
Dalam kalimat topik kita temukan IDE
POKOK paragraf. Kalimat topik yang masih umum diperjelas dengan
kalimat-kalimat yang disebut KALIMAT
PENJELAS.
KALIMAT TOPIK
- Dari kalimat topik kita ketahui GAGASAN POKOK atau IDE POKOK.
- Kalimat topik memuat dua hal penting : TOPIK dan IDE PENGONTROL.
Perhatikan contoh
berikut
•
Cinta sejati memerlukan pengorbanan
•
Cinta
sejati memerlukan perhatian dan perawatan
•
Cinta sejati memerlukan kepercayaan.
•
Ingin
Sukses harus banyak belajar.
•
Siswa SMAN 3 pandai dan berprestasi
Remaja Indonesia memiliki resiko tinggi terjangkit
paru kronis akibat rokok. Resiko tersebut disebabkan murahnya harga rokok di
Indonesia. Sebagai perbandingan di Indonesia harga satu bungkus rokok 6 ribu
rupiah sedangkan di singapura mencapai SGD 11 ( sekitar 60 ribu rupiah ). Rokok
sangat terjangkau para remaja yang notabena belum bekerja. Lebih lanjut hasil
riset menemukan bahwa di Indonesia berkembang pola merokok pada remaja dan kaum
wanita. Lebih buruk lagi, tren merokok
di kalangan remaja terus meningkat. Menurut Antonio, remaja yang sudah merokok
sejak dini mempercepat resiko terserang penyakit paru kronis.
ket.
yang dicetak tebal adalah topik
yang dicetak miring adalah ide
pengontrol
yang ditik biasa adalah kalimat
penjelas
Jenis paragraf
•
Jenis-jenis paragraf Berdasarkan letak
gagasan utamanya, berupa: deduktif, Induktif, campuran, dan naratif.
•
Berdasarkan pola
umum pengembangannya paragraf berupa: sebab-akibat, analogi, pertentangan,
perbandingan, contoh-contoh, definisi, klasifikasi,
•
Berdasarkan bentuk atau sifat isinya berupa: narasi,
deskripsi, eksposisi, argumentasi, dan persuasi.
1. Paragraf persuasif
Jika isi
paragraf mempromosikan sesuatu dengan cara mempengaruhi atau mengajak pembaca.
2. Paragraf argumentatif
Jika isi
paragraf membahas satu masalah dengan bukti-bukti atau alasan yang mendukung.
3. Paragraf naratif
Jika isi
paragraf menuturkan peristiwa atau keadaan dalam bentuk cerita.
4. Paragraf deskriptif
Jika isi
paragraf melukiskan atau menggambarkan sesuatu denan bahasa.
5. Paragraf Ekspositoris
Jika isi
paragraf memaparkan sesuatu fakta atau kejadian tertentu.
• Menurut fungsinya dalam karangan berupa: Paragraf pembuka, Paragraf pengembang, dan Paragraf penutup
1. Paragraf pembuka
Isi paragraf pembuka bertujuan
mengutarakan suatu aspek pokok pembicaraan dalam karangan.
Fungsi paragraf pembuka:
ü Menghantar pokok pembicaraan
ü Menarikminat dan perhatian pembaca
ü
Menyiapkan/menata pikiran pembaca untuk mengetahui isi
seluruh karangan
Beberapa bentuk untuk menulis
paragraf pembuka:
ü Kutipan, peribahasa, anekdot
ü Uraian mengenai pentingnya pokok pembicaraan
ü Suatu tantangan atas pendapat/pernyataan seseorang
ü Uraian tentang pengalaman pribadi
ü
Uraian mengenai maksud dan tujuan penulisan
ü Sebuah pertanyaan
2. Paragraf
pengembang
Paragraf ini bertujuan mengembangkan pokok pembicaraan suatu karangan
yang sebenarnya telah dirumuskan di dalam paragraf pembuka.
Paragraf pengembang dalam karangan
bisa difungsikan untuk:
ü Mengemukakan inti persoalan
ü Memberi ilustrasi atau contoh
ü
Menjelaskan hal yang akan diuraikan pada paragraf
berikutnya
ü Meringkas paragraf sebelumnya
ü
Mempersiapkan dasar atau landasan bagi simpulan
3. Paragraf penutup
Paragraf penutup
berisi simpulan bagian karangan (bab, subbab) atau simpulan seluruh karangan.
Penyajian paragraf penutup harus
memperhatikan:
ü Tidak boleh terlalu panjang
ü Berisi simpulan sementara atau simpulan akhir
ü
Hendaknya dapat menimbulkan kesan mendalam bagi pembaca
Dalam
pengembangan paragraf, penulis harus harus menyajikan dan mengorganisasikan
gagasan menjadi suatu paragraf yang memenuhi persyaratan. Persyaratan itu
adalah: (a) kesatuan (b) kepaduan (c) kelengkapan. Syarat-syarat
tersebut diuraikan berikut ini.
a. Kesatuan
Syarat kesatuan
paragraf terpenuhi apabila semua kalimat yang membangun paragraf secara
bersama-sama menyatakan suatu hal atau tema tertentu. Kesatuan di sini tidak
diartikan bahwa paragraf itu hanya meuat satu hal saja. Sebuah paragraf yang
memiliki kesatuan bisa saja mengandung beberapa hal atau beberapa rincian,
dengan catatan bahwa semua harus bersama-sama menunjang sebuah maksud
atau tema tunggal. Jadi sebuah paragraf dikatakan meiliki kesatuan
apabila kalimat-kalimat dalam paragraf itu tidak terlepas dari topiknya
atau selalu relevan dengan topiknya. Semua kalimat terfokus pada topik
dan terhindar dari masuknya hal-hal yang tidak relevan.
Perhatikan contoh
berikut ini!
Permasalahan
birokrasi Indonesia memang sangat berat dan lamban, sehingga menjadi tidak
efektif dan efisien dalam melayani dan mengakomodasi kepentingan rakyat.
Birokrasi Indonesia tidak bisa memobilisasi gerakan transformasi pembangunan
masyarakat secara cepat, untuk kemandirian negara. Hal ini merupakan akibat
dari sistem birokrasi yang panjang dan besar, sehingga dalam pelaksanaannya
memakan biaya tinggi. Dengan begitu kecenderungan birokrasi Indonesia hanya
melayani diri sendiri dan mengabaikan tugas utama, yaitu pelayanan
masyarakat. Nampaknya birokrasi Indonesia hanya menumpukan tenaga improduktif
dan menjadi beban bagi negara, tanpa memiliki produktivitas yang
menguntungkan negara.
|
Dalam paragraf
tersebut dikemukakan tentang satu gagasan pokok yaitu Permasalahan birokrasi
Indonesia memang sangat berat dan lamban, sehningga menjadi tidak efektif dan
efisien dalam melayani dan mengakomodasi kepentingan rakyat. Gagasan pokok
ini dijelaskan dengan beberapa gagasan penunjang berikut ini:
(1)
Birokrasi Indonesia tidak bisa memobilisasi gerakan transformasi pembangunan
masyarakat secara cepat, untuk kemandirian negara.
(2)
Hal ini merupakan akibat dari sistem birokrasi yang panjang dan besar, sehingga
dalam pelaksanaannya memakan biaya tinggi.
(3)
Dengan begitu kecenderungan birokrasi Indonesia hanya melayani diri sendiri dan
mengabaikan tugas utama, yaitu pelayanan masyarakat.
(4)
Nampaknya birokrasi Indonesia hanya menumpukan tenaga improduktif dan menjadi
beban bagi negara, tanpa memiliki produktivitas yang menguntungkan negara
b. Kepaduan
Syarat kedua yang
harus dipenuhi oleh sebuah paragraf adalah kepaduan atau koherensi.
Yang dimaksud dengan kepaduan adalah kekompakan hubungan antara
sebuah kalimat dengan kalimat lain yang membentuk suatu paragraf. Kepaduan
terjadi apabila hubungan timbal balik antara kalimat-kalimat yang membangun
paragraf itu baik, wajar, dan mudah dipahami. Pembaca dengan mudah dapat
mengikuti jalam pemikiran penulis, tanpa mengalami hambatan, karena urutan baik
tidak loncatan-loncatan pemikiran yang membingungkan.
Kepaduan dalam sebuah
paragraf dibangun dengan memperhatikan beberapa hal, di antaranya ialah: (1) pengulangan
kata kunci, (2) pengulangan kata ganti, (3) penggunaan transisi,
(4) paraleism.
Contoh
Pemerintah
telah melakukan berbagai upaya untuk mengatasi rawan pangan di
Indonesia. Di antaranya upaya yang telah dilakukan adalah
mendistribusikan beras seharga Rp1000,00 per kg. untuk kualitas medium.
Setiap kepala keluarga mendapat jatah 10 kg. per bulan. Upaya lain
adalah membentuk tim pemantau ketahanan pangan untu operasi pasar khusus,
mendorong ABRI manuggal pertama, dan sebagainya. Upaya itu perlu
didukung oleh semua pihak agar masalah yang memprinhatinkan tersebut dapat
teratasi.
|
Kepaduan
paragraf tersebut diperoleh dengan penggunaan pengulangan kata kunci,
yaitu kata yang dianggap penting dalam sebuah paragraf.
Selain menggunakan
kata kunci, kepaduan kata itu dapat diperoleh dengan menggunakan transisi
baik berupa kata maupaun berupa kelompok kata. Perhatikan contoh
berikut ini.
Meister
Eickhar adalah mistikus dan cendekiawan terkemuka dari Ordo
Dominican. Dia lahir di Hochheim di Thuringia, Jerman, pada tahun 1260
M dan wafat pada tahun 1327 M. Ajaran mistiknya mirip dengan
Dante, sastrawan dan mistikus Italia abad ke-13 M. Seperti halnya Dante, Eickhar
menggabungkan pengalaman mistik dengan kekuatan intelektual. Dia juga
dipandang sebagai peletak dasar filsafat dan mistisisme Jerman.. Sebagai
rohaniawan terkemuka pada umumnya, dia memiliki banyak pengikut dan
murid.
|
c. Kelengkapan
Yang dimaksud dengan
kelengkapan paragraf ialah paragraf yang berisi kalimat-kalimat penjelas
yang cukup untuk menunjang kalimat topik. Paragraf yang hanya terdiri atas
satu kalimat topik saja dikatakan paragraf yang belum lengkap.
Bandingkan
contoh paragraf (1) dan (2) berikut ini.
1)
Perdagangan saham di Bursa Efek Jakarta (BEJ)
hari ini belum mengalami kemajuan. Kondisi ini tidak berbeda dengan hari-hari
sebelumnya. Beberapa saham unggulan tidak mengalami kenaikan yang berarti.
|
2)
Masalah kelautan yang dihadapi dewasa ini
ialah tidak adanya peminat atau penggemar jenis binatang laut, seperti halnya
penghuni darat atau burung-burung yang indah. Tidak ada penyediaan dana untuk
melindungi ketam kenari, kima atau tiram mutiara sebagaimana halnya untuk
panda dan harimau. Jenis mahluk laut tertentu, tiba-tiba punah sebelum
manusia sempat melindunginya. Tiram raksasa di kawasan Indonesia bagian barat
kebanyakan sudah punah. Sangat sukar menemukan tiram hidup dewasa ini,
padahal rumah tiram yang sudah mati mudah ditemukan. Demikian juga halnya
dengan kepiting kelapa dan kepiting begal yang biasa menyebar dari pantai
barat Afrika sampai pantai barat Laut Teduh, kini hanya dapat dijumpai di
laut kecil yang terpencil. Dari mana dana diperoleh untuk melindungi semuanya
ini?
|
Paragraf (1) di atas
termasuk paragraf yang tidak lengkap. Paragraf tersebut walaupun terdiri atas
lebih dari satu kalimat, tetapi bukan termasuk paragraf yang lengkap karena
kalimat-kalimatnya hanya merupakan pengulangan kalimat yang pertama. Dapat kita
lihat ungkapan belum mengalami kemjuan pada kalimat yang pertama, hanya
diulangi dengan sinonimnya, yaitu kata-kata tidak berbeda dan tidak
mengalami kenaikan pada kalimat kedua dan ketiga. Bandingkan dengan
paragraf (2) yang dikembangkan secara lengkap.
Pola Pengembangan Paragraf
- Pola umum-khusus (deduktif)
Diawali dengan
pernyataan yang sifatnya umum. Ditandai dengan kata-kata ‘umumnya’, ‘banyak’.
Pernyataan tersebut kemudian dijelaskan dengan pernyataan berikutnya yang lebih
khusus.
Contoh:
Memiliki server
sendiri memiliki banyak keuntungan. Salah satunya kita dapat memanfaatkannya
secara maksimal. Meskipun demikian biaya yang dikeluarkan jauh lebih besar.
Biaya untuk hardware saja sudah di atas Rp 10 juta, belum lagi biaya perbulan.
Selain itu kita juga membutuhkan tenaga professional untuk menjadi operatornya.
- Pola khusus-umum (induktif)
Merupakan kebalikan
dari pola deduktif.
Contoh:
Sebagian besar orang
tampak berjejer di pinggir jalan masuk. Sebagian lagi duduk santai di atas
motor dan mobil yang diparkir seenaknya di kiri dan kanan jalan masuk. Kawasan
bandara sore ini memang benar-benar telah dibanjiri lautan manusia.
- Pola definisi luas
Definisi dalam
pembentukan sebuah paragraf adalah usaha penulis untuk memberikan keterangan
atau arti terhadap sebuah kata atau hal. Penulis dapat mengemukakan hal yang
berupa definisi formal, definisi dengan contoh dan keterangan lain yang
bersifat menjelaskan arti dari sutau kata.
Contoh:
Istilah Globalisasi
adalah keterkaitan dan ketergantungan antar bangsa dan antar manusia di seluruh
dunia melalui perdagangan, investasi, perjalanan, budaya populer, dan
bentuk-bentuk interaksi yang lain sehingga
batas-batas suatu negara menjadi semakin
sempit.Globalisasi adalah suatu proses di mana antar individu, antar kelompok,
dan antar negara saling berinteraksi, bergantung, terkait, dan memengaruhi satu
sama lain yang melintasi batas Negara. Dalam banyak hal, globalisasi mempunyai
banyak karakteristik yang sama dengan internasionalisasi sehingga kedua
istilah ini sering dipertukarkan. Sebagian pihak sering menggunakan istilah
globalisasi yang dikaitkan dengan berkurangnya peran negara atau batas-batas
negara.
- Pola proses
Merupakan suatu
urutan dari tindakan atau perbuatan untuk menciptakan atau menghasilkan
suatu peristiwa.
Contoh:
Pohon anggur selain
airnya dapat diminum, daunnya pun dapat digunakan sebagai pembersih wajah.
Caranya, ambillah daun anggur secukupnya. Lalu tumbuk sampai halus. Masaklah
hasil tumbukan itu dengan air secukupnya. Tunggu sampai mendidih. Setelah
ramuan mendingin, ramuan siap digunakan. Oleskan ramuan pada wajah, tunggu
beberapa saat, lalu bersihkan.
- Pola kausalitas (sebab-akibat; akibat sebab)
Dalam pola ini sebab
bertindak sebagai gagasan utama, sedangkan akibat sebagai rincian
pengembangannya. Namun demikian, susunan tersebut bias juga terbalik. Akibat
dapat berperan sebagai gagasan utama, sedangkan sebab menjadi rincian
pengembangannya.
Contoh:
Beberapa pohon di
kebun tidak mau berbungan seperti tanaman yang lain. Padahal pohon tersebut
sudah disiram dengan rutin. Pemberian pupuk juga dilakukan seminggu sekali.
Setelah diperiksa ternyata pohon tersebut tidak mendapat cahaya matahari karena
terhalang oleh pohon besar yang ada di sampingnya.
- Pola ilustrasi
Sebuah gagasan yang
terlalu umum memerlukan ilustrasi atau contoh-contoh yang nyata. Ilustrasi
tersebut dipakai untuk menjelaskan maksud penulis.
Contoh:
Sebelas tahun lalu
Indonesia mengimpor gerbong kereta api dari Perancis. Gerbong tersebut tampak
mentereng karena dilengkapi dengan alat-alat conditioning. Namun dimanakah
sekarang gerbong-gerbong itu? Ternyata sudah banyak yang rusak. Gerbong-gerbong
itu kini hanya dipakai dalam trayek tingkat tiga untuk mengangkut anak-anak
sekolah dan para petani dari desa ke kota. Siapa yang salah? Penumpangnya atau
pegawai PT KAI? Itulah contoh penggunaan teknologi yang tak dibarengi SDM yang
memadai, sehingga teknologi pun lekas rusak sebelum waktunya.
- Pola pertentangan atau perbandingan
Pola ini digunakan
ketika membahas dua hal berdasarkan persamaan dan perbedaannya.
Contoh:
Pemerintah telah menyediakan
listrik dengan tarif yang murah. Setiap orang dapat menjadi pelanggan dengan
tidak banyak mengeluarkan biaya. Berbeda halnya dengan petromaks. Meskipun
sama-sama membutuhkan bahan bakar, tetapi energi yang dihasilkan petromaks
sangat kecil jika dibandingkan dengan pembangkit listrik biasa. Petromaks hanya
digunakan di desa-desa, sedangkan listrik terdapat di kota-kota.
- Pola analisis
Pola ini digunakan
ketika menjelaskan suatu hal atau agagsan yang umum ke dalam perincian yang
lebih logis. Dalam pola ini ada bagian yang dianalisis yang terletak di awal
paragraf dan yang menganalisis terletak setelahnya.
Contoh:
APBN 2001 menghadapi
tekanan yang berat. Tekanan itu pada dasarnya berkaitan dengan tiga faktor.
Pertama, memburuknya lingkungan ekonomi makro. Kedua, tidak dapat
dilaksanakannya secara optimal kebijakan fiscal di bidang perpajakan, bea
cukai, dan pengurangan subsidi BBM. Ketiga, adanya pembatalan sebagian
pencairan pinjaman untuk biaya pembangunan.
- Pola klasifikasi
Merupakan sebuah
proses untuk mengelompokkan hal atau peistiwa atau benda yang dianggap punya
kesamaan-kesamaan tertentu.
Contoh:
Ikan air tawar
terbagi ke dalam tiga golongan, yakni ikan peliharaan, ikan buas, dan ikan
liar. Ikan peliharaan terdiri atas ikan-ikan yang mudah diperbanyak. Contohnya:
ikan bandeng, ikan mas, ikan gurami, dan lain-lain. Ikan buas memiliki sifat
jahat terhadap ikan-ikan lain. Contohnya: ikan gabus dan ikan lele. Ikan liar,
meskipun jarang dipelihara, tetapi memiliki keuntungan secara ekonomis.
Contohnya: ikan paray, ikan bunter dan ikan ikan jeler.
- Pola seleksi
Penggambaran objek
tidak dilakukan secara utuh, tetapi dipilih secara perbagian berdasarkan
fungsi, kondisi, atau bentuk.
Contoh:
Sejak suaminya
terpilih menjadi ketua partai politik, ia memutuskan untuk mengubah
penampilannya. Kini ia lebih banyak mengenakan busana panjang yang sopan. Namun
demikian kesan modis tak pernah ditinggalkan. Untuk menghadiri jamuan makan
malam, ia mengenakan busana bergaya Thailand. Untuk acara formal, atasan model
jas berlengan panjang dan rok span menjadi favoritnya. Untuk santai, ia memilih
busana model sackdress.
- Pola sudut pandang atau titik pandang
Merupakan tempat
pengarang melihat atau menceritakan suatu hal. Sudut pandang diartikan sebagai
penglihatan seseorang atas suatu barang. Misalnya dari samping, dari atas, atau
dari bawah. Sebagai orang pertama, orang kedua, atau orang ketiga.
Contoh:
Dengan tersipu Imas
dan Jaka menghalau kerbau mereka ke sungai. Bersama-sama mereka memandikan
kerbaunya. Mereka pun sama-sama mandi. Namun hal itu tidak lama karena hari
sudah senja. Ayah Imas melinting rokok di depan gubuk kecilnya semabrai
menunggu Imas pulang. Malam pun terasa mulai sunyi. Dari tepi hutan terdengar
lolongan anjing.
- Pola dramatis
Dalam pola ini cerita
tidak disampaikan secara langsung, tetapi dikemukakan melalui dialog-dialog.
Hal yang membedakannya dengan pola sudut pandang adalah cara penyampaiannya.
Contoh:
Ayah Imas mengangguk.
Diisapnya lagi sisa rokoknya dalam-dalam. “Ayo, silakan!” ujar Pak Somad semabri
menyodorkan kotak tembakau. “Terima kasih, ini sudah cukup. Lagi pula hari
sudah larut, saya mau pamit pulang.” ujar Ayah Imas.
salam knal..?
BalasHapus